Siapa yang sudah tidak sabar menunggu kehadiran Jaringan 5G? Jaringan yang dikabarkan super cepat ini sudah dalam tahap percobaan di berbagai negara dan telah resmi diluncurkan di Indonesia tepatnya pada 27 Mei 2021 silam.
Setidaknya terdapat banyak wilayah besar yang dipastikan akan menjadi tempat di mana 5G dapat beroperasi. Wilayah tersebut mencakup Jabodetabek, Medan, Balikpapan, dan Surakarta. Jaringan 5G secara perdana akan dapat digunakan oleh operator telekomunikasi pertama yaitu Telkomsel.
Hadirnya Jaringan 5G tentu tidak hanya memberikan kabar baik bagi para penikmat teknologi dan masyarakat Indonesia yang membutuhkan jaringan internet, tetapi juga menguak banyak mitos yang tersebar dan meresahkan masyarakat. Tak perlu bingung memilah mana berita yang baik untuk dipercaya, karena Proxsis Biztech telah merangkum dan membaginya ke dalam penjelasan berikut ini:
Mitos
Sinyal 5G yang digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia diprediksi dapat menyebarkan virus Covid-19.
Fakta
WHO atau Badan Kesehatan Dunia telah menyatakan bahwa virus Covid-19 hanya dapat tersebar melalui batuk, bersin, serta droplet atau cipratan liur seseorang. Jaringan 5G yang hanya merupakan standar telekomunikasi selular dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan virus ataupun bakteri.
Mitos
5G akan menyebabkan ponsel menjadi boros baterai karena penggunaan internet yang lebih cepat.
Fakta
Smartphone yang mendukung 5G dipastikan sudah dilengkapi baterai berkapasitas besar. Dikutip dari cnbcindonesia.com, daftar smartphone yang dapat menerapkan jaringan 5G antara lain adalah iPhone 12 series, Samsung Galaxy S21 series, Samsung Galaxy A32 5G, Huawei P40 series, Huawei Mate 40 Pro, Xiaomi Mi 10, dan masih banyak lagi. Meski begitu, jaringan 5G sama seperti jaringan lainnya yang tetap akan bekerja ekstra bila Anda berlokasi di wilayah yang minim sinyal.
Mitos
Kehadiran jaringan 5G dikabarkan akan menghilangkan jaringan 4G yang tidak akan lagi dapat berfungsi.
Fakta
Jaringan 4G tetap akan bisa digunakan hingga 10 tahun ke depan karena jaringan tidak akan menggeser posisi 4G. Kebutuhan 4G tetap ada di tengah masyarakat sebagaimana ranah jaringan telekomunikasi untuk konsumen di seluruh dunia masih didominasi oleh jaringan 4G.
Mitos
Menggunakan jaringan 5G dapat mempengaruhi kesehatan para penggunanya.
Fakta
Jaringan 5G terpancar melalui radiofrequency electromagnetic fields (EMF) yang juga dipakai di televisi dan radio selama ini. Jadi tak perlu khawatir dengan kabar bahwa jaringan 5G dapat merusak otak, karena pasalnya penggunaan benda elektronik manapun dapat tergolong aman jika digunakan dalam batas waktu yang wajar.
Mitos
Kualitas 5G akan mempengaruh kecepatan, khususnya pada pengguna yang rutin atau hobi bermain game.
Fakta
Kabar baiknya, kecepatan jaringan 5G diprediksi memang akan lebih cepat dari jaringan 4G, bahkan hingga mampu untuk menyuguhkan latensi 10 kali lebih rendah dari 4G. Tentu ini tidak hanya mempengaruhi permainan yang dimainkan oleh pengguna, pengguna juga bisa mengakses berbagai platform streaming secara lebih cepat dengan kualitas terbaik.
Kehadiran jaringan 5G diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dalam berkarya ataupun berbisnis. Dengan adanya jaringan yang lebih cepat dan tepat, evolusi Internet of Things pun secara tidak langsung turut dikembangkan melalui kemajuan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), serta robotika yang semakin memukau. Sudahkah Anda mencobanya?